10 Ciri Orang dengan Sifat Perfeksionisme Ekstrim di Indonesia
KMI NEWS , Jakarta - Perfeksionis Yaitu mentalitas yang mengharuskan semua tugas diselesaikan secara utuh dan akurat, biasanya diartikan sebagai motivasi untuk mencapai kinerja optimal. Akan tetapi, apabila ciri ini melampaui batas wajar, efeknya dapat membawa kerugian.
Maka, apakah ada petunjuk-petunjuk tertentu yang menandakan bahwa seseorang mempunyai ciri-ciri perfeksionisme yang sangat tinggi atau melewati batas wajar?
Perfeksionisme bisa berdampak ganda—satu satu sisi ia memacu orang mencapai prestasi luar biasa, namun disisi lain juga bisa jadi beban yang membawa kerugian. Hal tersebut semua bergantung pada seberapa baik kita mengontrol sifat perfeksionis itu sendiri.
Banyak orang mungkin sudah menyadari atau mengamati tentang hal ini, yaitu adanya seseorang perfeksionis Akan menjaga standar personal yang amat tinggi hingga cenderung tak masuk akal dan condong memarahi diri mereka sendiri dengan berlebihan. Mereka mendambakan kelengkapan pada setiap aspek dan sulit sekali menerima output yang belum mencapai titik sempurna tersebut. Kondisi ini kerapkali nampak melalui wujud penilaian keras atas perilaku baik dirinya atau pun individu lainnya, juga hasrat kuat untuk menyusun dan membimbing skenario serta lingkaran sosial sekelilingnya.
Merujuk pada laman Very Well Mind Berikut ini adalah 10 ciri-ciri orang yang mempunyai sikap perfeksionisme berlebihan:
1. Pola Pikir Hitam-Putih
Sama seperti orang dengan prestasi luar biasa, mereka yang perfeksionis pun menentukan standar tinggi dan mengeluarkan usaha ekstra untuk mewujudkannya. Akan tetapi, bedanya terletak pada fakta bahwa seseorang yang memiliki prestasi besar akan merasa cukup telah memberikan segalanya serta berhasil mencapai targetnya. Di pihak lain, seorang perfeksionis baru senang jika mendapatkan hasil benar-benar sempurna; apabila belum demikian, hal tersebut diartikan sebagai sebuah kekalahan.
2. Terlalu Kritis terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
Perfeksionis cenderung lebih keras dalam menilai diri sendiri maupun orang lain dibandingkan individu berprestasi tinggi. Jika seseorang yang berprestasi tinggi dapat merasa bangga dengan pencapaiannya dan mendukung orang lain, perfeksionis justru lebih sering berfokus pada kesalahan dan kekurangan yang ada.
Mereka kesulitan untuk mencermati aspek positif dalam situasi apapun dan jauh lebih mudah mengekspose kekurangan yang ada. Ketika hasilnya tak seindah yang diharapkan, mereka condong bertingkah tegas serta memvonis baik dirinya sendiri ataupun pihak lain.
3. Dipacu Oleh Ketakutan
Orang-orang berprestasi tinggi umumnya dipacu oleh dorongan untuk menyelesaikan sasaran mereka serta senantiasa bangga atas setiap langkah progresif yang dicapai. Berbeda halnya dengan orang-perfeksionis, yang cenderung melakukan tugas-tugas lebih dikarenakan rasa takut akan kegagalan daripada hasrat untuk sukses. Perfeksionis ini menghadapi tekanan besar demi mencapai sempurna dan sulit sekali menerima apabila hasil akhir belum memenuhi standar tersebut.
4. Menggunakan Standar yang Tak Terjangkau
Orang yang perfektionis kebanyakan menentukan sasaran yang sangat tinggi dan sukar dicapai. Di sisi lain, orang dengan prestasi luar biasa merasa senang dalam perjalanannya dan menghadapi tantangan demi mendorong batasan mereka melewati pencapaian satu tujuan, sedangkan perfeksionis malah mematok standar awal yang kurang masuk akal.
Mereka cenderung tak pernah merasa puas dengan prestasi pribadi karena harapan yang sangat besar. Meskipun telah mencapai suatu hasil, mereka masih berpikir bahwa diri mereka belum sepenuhnya memadai.
5. Cuma Memusatkan Pada Hasil Akhir
Orang yang memiliki prestasi tinggi mungkin dapat menikmati jalannya menuju sasaran mereka, kadang-kadang bahkan melebihi rasa puas saat mencapainya. Sementara itu, orang-orientasi sempurna hanya fokus pada output akhir. Mereka sangat terpaku pada puncak kemenangan serta takut gagal sehingga sering kali tidak menyenangi petualangan atau pertumbuhan sepanjang jalan tersebut.
6. Mengalami Perasaan Sungguh Disappointing ketika Tidak Sukses
Perfeksionis umumnya lebih kesulitan untuk menerima kekalahan daripada orang dengan prestasi tinggi. Apabila individu bercap prestasi tinggi dapat cepat pulih usai merasakan frustasi, para perfeksionis malah akan tersesat di emosi negatif dan bersalah atas dirinya sendiri saat tujuan mereka tak mencapai ekspektasi.
Di luar perasaan ketidakbahagiaan, orang dengan standar sempurna cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi serta derajat kesejahteraan mental yang lebih rendah.
7. Takut Gagal
Perfektionis memiliki rasa takut akan kegagalan yang jauh lebih besar daripada orang dengan prestasi luar biasa. Mereka sangat bergantung pada hasil akhir dan merasakan kekecewaaan bila semuanya tidak berlangsung mulus; karenanya, kegagalan merupakan suatu ancaman bagi mereka. Sebenarnya, apa pun di bawah standar kesempurnaan dipandang sebagai sebuah kekalahan, membuat perfektionis enggan untuk mencoba hal-hal baru.
8. Menunda Pekerjaan (Prokrastinasi)
Walaupun perfeksionisme biasanya dihubungkan dengan produktivitas yang tinggi, karakteristik tersebut sebenarnya dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih cenderung untuk menundakan tugas mereka. Studi telah mendemonstrasikan bahwa para perfeksionis yang gagal beradaptasi dengan kondisi tertentu — dikenali pula sebagai perfeksionisme non-adaptatif — umumnya lebih sering menghadapi keterlambatan dalam mengerjakan sesuatu.
Ini terjadi karena mereka sangat khawatir melakukan kesalahan sehingga pada akhirnya memilih untuk tidak berbuat sama sekali. Dengan bertambahnya waktu penundaan, rasa kegagalan menjadi lebih intens, membentuk siklus negatif yang sukar dipatahkannya.
9. Sulit Menerima Kritik
Untuk orang-orang yang mementingkan kesempurnaan, hasil yang tidak sesuai ekspektasinya dapat dirasakan sebagai patah hati dan ketakutan. Sebagai akibatnya, mereka lebih condong untuk bertahan dari segala bentuk kritikan, termasuk yang memiliki niat baik. Sementara itu, individu-individu bermotivasi tinggi menganggap setiap kritikan sebagai peluang untuk pertumbuhan personal; di sisi lain, para perfeksionis biasanya menafsirkan hal tersebut sebagai bukti kekurangan dan secara umum akan mencoba menghindarinya.
10. Rendahnya Harga Diri
Orang yang berhasil umumnya mempunyai rasa percaya diri yang kuat, tetapi hal itu tak selalu terjadi pada para perfeksionis. Walaupun perfeksionisme kadang dihubung-hubungkan dengan peningkatan nilai diri, individu bertipe perfeksionis cenderung mengkritik dirinya sendiri, sehingga malah menciptakan kekurangan dalam rasa percayanya.
Perfeksionis mungkin mengalami perasaan kesepian atau isolasi akibat karakteristik mereka yang bersikap kritikal dan rigid, sehingga jarak dengan orang lain menjadi lebih lebar. Hal ini dapat menurunkan tingkat harga diri mereka dan memiliki dampak negatif pada persepsi diri serta kebahagiaan dalam hidup, mencakup interaksi sosial yang ada.
Kelemahan Perfeksionisme
Sangat penting untuk memahami bahwa perfeksionisme yang sehat bisa menginspirasi seseorang untuk melakukan yang terbaik. Akan tetapi, perfeksionisme yang tidak sehat, yang cenderung memiliki penekanan berlebihan pada pengendalian diri, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan.
Seseorang yang memiliki sifat perfeksionis dapat menjadi ekstrem dalam pemilihan hal-hal dan terlalu gelisah untuk menjamin semuanya mencapai kesempurnaan, sehingga mereka pada akhirnya berupaya mendominasi keadaan ataupun individu lain. Hal tersebut bisa merusak interaksi sosial dengan sekitar. Perfeksionisme pun dapat meningkatkan derajat tekanan secara signifikan. Tekanan karena bersikap perfeksionis ini bisa memancing perasaan cemas serta berkaitan erat dengan bermacam-macam efek buruk seperti disfungsi pola makan, masalah tidur, hingga beban mental psikologis.
Apabila Anda mencatat adanya ciri-ciri tersebut perfeksionis Di dalam dirimu, jangan menyerah. Memahami bahwa adanya perubahan mungkin dibutuhkan merupakan tahapan awal yang amat signifikan. Sesudah menyadarinya akan ada dampak buruk dari sifat tersebut, kamu dapat mulai bekerja keras untuk merombaknya dengan cara yang lebih baik, sehingga masih memungkinkanmu capai target tanpa banyak tekanan atau efek negatif.
Anda telah membaca artikel dengan judul 10 Ciri Orang dengan Sifat Perfeksionisme Ekstrim di Indonesia. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan