3 Sebab IHSG Longsor ke Rp 6.300, Bos BEI Ungkap 2 Pemicu Ini dari Dalam Negeri
Pasar modal Indonesia bergerak lambat dalam seminggu terakhir. Bursa Efek Indonesia bahkan mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 4,67% pada rentang 21 Februari hingga 27 Februari 2025 week on week.
Dalam satu tahun, dan terperosok 11,38% dalam sebulan terakhir.
Mengenai tren penurunan ini, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menjelaskan bahwa ada tiga hal utama yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ia menyebutkan bahwa ketiga hal ini berkaitan dengan dinamika pasar global, kondisi domestik, dan faktor perusahaan.
Di tingkat global, Iman mengatakan ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat berdampak pada IHSG. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan perang tarif yang mendorong investor asing lebih memilih menanamkan modal di AS daripada di negara lain, salah satunya Indonesia.
Baca juga:
- Astra International (ASII) Mencapai Laba Rp 34 Triliun, Pendapatan Meningkat di 2024
- Bursa Efek Indonesia (BEI) Siap Mengeluarkan Saham Sritex (SRIL) dari Penyelesaian Transaksi Berjangka (PTB) pada 1 Maret 2025
- IHSG Merosot Sampai Rp 6.300 Saat Trump Mengancam Perang Dagang
Bahkan lebih dari itu, Iman juga menyatakan bahwa sekitar 70% standar investasi saat ini mengarah ke AS sehingga dana asing masuk ke AS. Akibatnya, aliran investasi ke Indonesia menjadi semakin terbatas.
Selain itu, Iman menilai ancaman tarif terhadap berbagai negara, seperti Meksiko, Kanada, dan Uni Emirat Arab (UEA), juga memperkuat kecenderungan investor untuk memilih pasar AS. Pemerintahan Trump bahkan mulai menerapkan kebijakan tarif 25% untuk perdagangan dengan Meksiko dan Kanada mulai hari ini.
"Jadi selalu ada cerita tentang tarif," kata Iman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/2).
Selain faktor Trump, Iman juga menyebut bahwa berkurangnya peluang pemangkasan suku bunga dari The Fed turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Menurutnya, The Fed kemungkinan hanya akan menurunkan suku bunga sekali pada tahun ini.
Kemudian, pemangkasan suku bunga oleh Bank of Korea (BoK) juga menjadi faktor global yang mempengaruhi IHSG. Ditambah lagi, penurunan indeks kepercayaan konsumen di AS semakin menekan pasar. Iman mengatakan bahwa faktor global tersebut juga berdampak pada IHSG.
Faktor Domestik yang Mempengaruhi IHSG
Faktor kedua adalah kondisi pasar domestik, terutama dampak dari penurunan peringkat pasar modal Indonesia oleh Morgan Stanley. Iman mengatakan hal ini sangat mempengaruhi IHSG karena sekitar 40% saham di Indonesia dimiliki oleh investor asing.
Iman menjelaskan bahwa jika pasar terus melemah, maka sekitar 60% investor domestik, di antaranya sekitar 40% adalah investor ritel. Dahulu, ketika komposisi investor lebih didominasi oleh domestik dan ritel, atau sekitar 70%, penurunan pasar bisa langsung direspons oleh investor lokal.
Berbeda dengan kondisi lampaunya, menurut Iman sekarang ini semakin banyak investor ritel yang keluar karena tekanan pasar domestik semakin besar. Hal ini membuat minat berinvestasi menurun.
Terdapat faktor ketiga menurut Iman yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan yang akhirnya memperlambat ekonomi domestik dan berdampak pada pergerakan IHSG. Iman menjelaskan bahwa data ekonomi ini juga mempengaruhi kinerja perusahaan.
Meskipun begitu, beberapa perusahaan telah mencatatkan hasil keuangan yang positif, secara keseluruhan terdapat penurunan konsensus akibat koreksi data ekonomi domestik. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap pasar tidak hanya datang dari faktor luar negeri, lanjut Iman, tetapi juga dari kondisi ekonomi dalam negeri.
"Jadi, meskipun ada peningkatan, ada penurunan dari sisi konsensus. Nah, ini memang kondisi-kondisi yang juga memperburuk," kata Iman lagi.
Anda telah membaca artikel dengan judul 3 Sebab IHSG Longsor ke Rp 6.300, Bos BEI Ungkap 2 Pemicu Ini dari Dalam Negeri. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan