Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

Permintaan Terakhir Mat Solar Sebelum Kehilangan Napas, yang Tidak Terwujud

KMI NEWS - Pada Senin (17/3/2025), salah satu aktor dari sinetron Bajaj Bajuri Mat Solar telah meninggal.

Permintaannya yang terakhir tentang hak-haknya belum juga direalisasikan.

Sebagaimana diketahui sebelum kematiannya, Mat Solar mengeluh tidak mendapatkan kompensasi setelah tanah miliknya disita untuk pembangunan jalan toll tersebut.

Politisi dan pemain sitkom Bajaj Bajuri, Rieke Diah Pitaloka pun masih memperjuangkan hak Mat Solar

Tetapi dalam pertempuran sang pemain Oneng tersebut, Mat Solar pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Rieke Diah Pitaloka serta Mat Solar menjadi pemeran utama dalam sinetron komedi "Bajaj Bajuri" yang ditayangkan mulai tahun 2002, di mana Rieke memerankan perannya sebagai Oneng sementara Mat Solar membintangi karakter Bang Juri.

Rieke Diah Pitaloka mengekspresikan kesedihanannya terhadap kepergian Mat Solar melalui Instagram.

"Mohon dimaafkan semua kesalahan almarhum. Alfatihah," tulis Rieke Diah Pitaloka dikutip Selasa (18/3/2025) dini hari.

"Kakak, mohon maafkan Oneng karena belum dapat memperjuangkan hak Kakak," katanya.

Mat Solar diketahui mengembuskan nafas terakhirnya di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (17/3/2025) Pukul 22.30 WIB.

Sebelum meninggal dunia, Mat Solar mengalami masalah. Tanah miliknya bersengketa.

Rieke menyebut Mat Solar belum mendapatkan haknya saat tanahnya digusur untuk pembangunan Tol Serpong-Cinere.

"H surat untuk Bang Juri. Tanah abang sebesar (1.313 m2) yang digunakan pemerintah untuk membangun Tollway Serpong Cinere belum diselesaikan sampai tahun 2019 ini. Saat rapat Komisi VI DPR RI bersama Direktur Utama PT Jasa Marga, Subakti Sukur, Oneng menagih hutang kepada Negara atas nama Abang," demikian bunyi postingan Rieke Diah Pitaloka di Instagram.

Oneng menambahkan, "Jika tidak ada penentuan konsinyasi (PT Cinere Serpong Jaya, anak perusahaan dari Jasa Marga dan Kementerian PUPR) pada tanggal 16 Desember 2019, hal seperti ini tidak akan terjadi."

Menurut pernyataan tersebut, Mat Solar berhak memperoleh kompensasi untuk lahan sebesar 1.313 m2 yang bernilaiRp. 3.338.214.930.

"Surat PN Tangerang No.201/Pdt.PCons/2019/PN.Tng, tertanggal 23 Desember 2019, mengatur tentang kompensasi kerugian yang ditentukan oleh PN Tangerang terkait lahan dengan nomor 258 B2 berukuran 1.313 m2 dan bernilaiRp.3.338.214.930 akan disimpan di pengadilan," demikian bunyi pernyataan Rieke Diah Pitaloka.

Rieke beserta putra Mat Solar telah memeriksa seluruh dokumen yang ada dan surat tersebut dianggap bebas dari klaim ahli waris Pak Haji.

"Mengapa surat keputusan Pengadilan Negeri pada Desember 2019 belum juga berubah? Oneng tidak setuju jika kakak mengalaminya dengan begitu. Oneng sadar bahwa lahan tersebut dibeli oleh Kakak melalui pengumpulan honor sebagai seorang fotografer. Pokoknya dia merasa ini sangat tidak adil," tulis Rieke Diah Pitaloka.

Stroke Sejak 2017

Mat Solar dinyatakan menderita strok sejak tahun 2017.

Kursi roda saat ini telah menjadi kompanion tetap bagi Mat Solar dalam melaksanakan rutinitas hariannya.

Ketika ini kondisinya dari Mat Solar telah dibagikan oleh sang putra bungsu, Haidar Rasyad, orang yang biasa dipanggil Popon.

Haidar Rasyad menyatakan bahwa tidak ada kemajuan berarti mengenai keadaan kesehatan Mat Solar.

"Kemajuannya sama saja, seolah tidak berubah," kata Popon saat ditemui di daerah Pamulang, Tangerang Selatan, pada hari Minggu (15/9/2024).

"Hanya saja sudah bertambah usia, jadi sulit untuk berbicara," tambahnya.

Dia menyebutkan pula bahwa visi Mat Solar sudah memburuk.

Meskipun begitu, kemampuan mendengarnya tetap sangat bagus.

"Matanya sedikit kabur, ya. Ya seperti ada yang menganggu," papar Popon.

"Hanya saja soal pendengarannya bagus. Sedangkan untuk berbicara, masih sama seperti sebelumnya," lanjutnya.

Walaupun begitu, tekadnya untuk pulih tak pernah surut.

Mat Solar dengan teratur memeriksakan diri kepada dokter dan mengikuti sesi fisioterapi tiap bulannya.

"Saya masih menggunakannya secara berkala, biasanya satu kali sebulan. Obatnya tetap dikonsumsi," terang Popon. (*)

Anda telah membaca artikel dengan judul Permintaan Terakhir Mat Solar Sebelum Kehilangan Napas, yang Tidak Terwujud. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden