Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

Orang-Orangan Dari Rumah Tangga Terpisah Punya 8 Ciri Unik Ini

Individu yang dilahirkan dari keluarga di mana orang tuanya bercerai cenderung menghadapi dinamika emosional tersendiri dalam kehidupan mereka.

Mereka mampu merespons perselisihan dengan cara yang unik, menjalankan janji dari segi pandangan yang beragam, serta kadang-kadang bisa mendeteksi petunjuk akan bahaya dari kejauhan.

Menurut laporan dari Geediting, ada delapan ciri tidak biasa yang umumnya ditemukan pada anak-anak yang telah mengalami perceraian orang tuanya.

Jika Anda tumbuh dalam keluarga di mana kedua orang tua tidak selalu tinggal serumah, mungkin Anda melihat beberapa sifat ini dalam diri.

1. Meningkatkan kesadaran konflik

Anak-anak whose parents have separated often become more sensitive to tension. They learn at an early age how easily a peaceful day can turn into a difficult one.

Beberapa orang menyebutnya "berjalan di atas kulit telur". Ketika Anda menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi ruangan yang menegangkan atau panggilan telepon yang penuh emosi, Anda mengembangkan radar untuk perubahan suasana hati sekecil apa pun.

Saat sudah dewasa, mereka menggunakannya untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih jujur dan dalam. Kewaspadaan yang dahulu terasa melelahkan bisa berubah menjadi sarana untuk memahami hal-hal di sekitar lebih baik.

2. Kemandirian

Banyak individu tumbuh besar dalam rumah tangga terpisah dan kemudian menjadi lebih mandiri secara cepat. Bisa jadi sang ibu harus bekerja selama bertolak pelang, atau bapaknya menetap di negeri bagian yang berbeda.

Anda belajar bagaimana mempersiapkan makan siang Anda sendiri, mengatasi pekerjaan rumah tanpa bantuan orang lain, atau menanganinya ketika harus melakukan hal-hal yang jarang dipertimbangkan bagi banyak anak. Kemampuan mandiri seperti itu bisa menjadi aset berharga sepanjang hayat.

Kamu mungkin jadi orang yang dipanggil oleh teman-teman ketika mereka butuh pendapat tegas atau keberadaan yang menenangkan dalam situasi sulit. Namun demikian, sikap mandiri berlebih bisa mengarah pada kesendirian.

Saat Anda menghabiskan kebanyakan hidup di "mode bertahan hidup", bisa jadi sukar bagi Anda untuk mencari pertolongan orang lain.

3. Pendekatan yang hati-hati terhadap komitmen

Bertumbuh dalam lingkungan penuh perselisihan bisa membuat Anda benar-benar sadar akan masalah potensial. Karena itu, Anda berusaha untuk terbebas dari kesalahan-kesalahan yang telah diamati sebelumnya. Meski begitu, dampak tersebut tak sepenuhnya merugikan. Justru hal ini dapat membentuk Anda menjadi pasangan yang arif dan komunikatif tentang keperluan secara langsung.

Studi yang dilakukan oleh Institute for Family Studies mengungkapkan bahwa putra dan putri hasil perceraian cenderung memperpanjang masa tunggu untuk pernikahan atau menjadi semakin teliti saat merencanakan hal tersebut. Alasannya bukannya disebabkan oleh ketakutan, namun lebih kepada penghargaan yang meningkat terhadap janji perkawinan.

4. Empati pada waktu-waktu yang menantang

Banyak individu yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai cenderung mengembangkan rasa simpati, khususnya pada momen-momen penuh emosi. Mereka telah melihat langsung duka, perasaan bersalah, atau kecemasan yang sangat dalam pada pandangan orangtuanya, dan ini tetap tertanam dalam dirinya.

Ketika seorang teman merasa sedih atau seseorang yang disayangi menghadapi kesulitan, mereka justru menawarkan pemahaman dan tidak memutuskan hakimannya. Kadang-kadang, mereka pun mulai belajar bagaimana membuat tempat bagi beragam sudut pandang.

Pertemuan keluarga bisa mencakup ibu, ayah, orangtua tiri, serta kadang-kadang kerabat jauh dengan perspektif masing-masing. Meski kegiatan tersebut cukup menguras tenaga, namun dapat membentuk otot empati yang kokoh.

5. Dapat menyesuaikan diri saat menghadapi stres

Mungkin saja Anda perlu beralih di antara dua tempat tinggal, memodifikasi kebiasaan akhir pekan Anda, atau menyesuaikan diri dengan suasana keluarga yang baru. Proses tersebut akan membantu Anda belajar menjadi lebih lentur dan adaptif.

Ketika suatu kejutan muncul, Anda tidak menjadi cemas namun justru menyesuaikan diri. Hal ini mirip seperti memiliki koper yang senantiasa separuh penuh. Keterampilan untuk berkompromi dan bersesuaian pun bisa membuka pintu kesempatan dalam arena kerja.

Berdasarkan tulisan dalam Harvard Business Review, pekerja yang sigap menyesuaikan diri umumnya dapat merespons tugas-tugas bertekanan tinggi serta pergantian strategi bisnis secara tak terduga dengan lebih efektif.

Keterampilan berfikir yang tangkas serta kekuatan tahan ini umumnya datang dari pengalaman pribadi dalam mengadaptasi diri terhadap pergantian situasi.

6. Bertambahnya dorongan menuju keseimbangan

Tidak semua orang yang tumbuh dengan orang tua yang berpisah membenci konflik, bahkan, beberapa menjadi cukup terampil dalam mengelolanya. Namun, banyak yang merasa sangat terdorong untuk menjaga perdamaian.

Mereka berpotensi menjadi mediator perdamaian, berusaha untuk meredam atau menghalau tensi sebelum kondisinya memburuk. Karakteristik tersebut dapat nampak memesona di tengah-tengah komunitas ataupun dinamika sosial grup.

Kamu merasakan tensi dan mengeluarkan komentar-komentar yang menenangkan ataupun nasihat-nasihat yang mempersatukannya. Meskipun demikian, dorongan menuju harmonisasi kadang bisa menjadikanmu takut melupakan keperluan dirimu sendiri. Terdapat hasrat untuk tinggal sunyi dibandingkan dengan membuat heboh.

7. Hubungan emosional yang kokoh

Banyak individu yang dibesarkan oleh orangtua yang terpisah seringkali sangat menikmati konsep setia dan percaya. Saat mereka memercayai seseorang, mereka umumnya akan membentuk hubungan yang solid.

Namun demikian, mereka bisa jadi masih memegang erat perlindungan dalam hati sampai mereka merasa cukup nyaman untuk melepaskannya. Sikap tersebut mungkin terlihat seolah-olah cuek, namun di belakangnya biasanya terselip kekhawatiran tentang penolakan atau pengkhianatan.

8. Keperluan akan pertukaran informasi yang jujur dan transparan

Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai umumnya merindukan komunikasi yang transparan dan jujur. Mereka bisa saja menyaksikan betapa hancurnya ikatan keluarga ketika rasa benci tidak tersampaikan atau hanya setengah dari kebenaran yang diketahui.

Oleh karena itu, mereka menanyakan hal-hal secara langsung dan cenderung menuju ke arah diskusi yang jujur. Karakteristik tersebut bisa mendorong terbentuknya ikatan yang solid baik di ranah personal ataupun professional.

Ciri ini memicu orang lain untuk bicara secara terbuka dan menciptakan suasana di mana masalah dibahas bukan disepelekan. Akan tetapi, hal tersebut bisa pula menjadikan rasa tidak sabar ketika ada yang enggan melakukan pembicaraan penting.

Bisa jadi Anda akan merasa canggung apabila pasangan ataupun rekan kerja terlihat menjauh.

Anda telah membaca artikel dengan judul Orang-Orangan Dari Rumah Tangga Terpisah Punya 8 Ciri Unik Ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden