Refleksi Katolik: Kemerdekaan Hidup pada Rabu, 9 April 2025
Oleh: Pendeta Markus Tulu SVD
, MAUMERE - Ayo kita dengarkan reflectasi Katolik Rabu tanggal 9 April 2025.
Tema renungan Katolik kemerdekaan hidup.
Renungan Katolik ini dikarang oleh Pastor Markus Tulu SVD.
Renungan Katolik telah dibuat khusus untuk minggu kelima dalam masa Pra-Paskah.
Refleksi Katolik terdapat di bagian paling akhir dari artikel tersebut.
Rabu 9 April 2025 merupakan hari Rabu Pekan V Prapaskah, Santa Kasilda, Pengaku Iman, Santo Thomas OFM dkk: Dementrius, Petrus dan Yakobus, Martir, dengan warna liturgi ungu.
Berikut ini merupakan bacaaan liturgi Gereja Katolik untuk hari Rabu tanggal 9 April 2025:
Bacaan Pertama Daniel 3:14-20.24-25.28
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."
Suatu kali, Raja Babylonia, Nebukadnezzar, berbicara dengan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, katanya, "Adalah benarkah kalian tidak membeributkan kekuatanmu terhadap tuanku serta tak menghormati patung emas yang telah kukumpulkan?"
Saat ini, apabila engkau rela, untuk memperdengarkan nada si terompet, seruling, kecapi, rebab, gambus, siter serta pelbagai variasi irama tersebut, maka bertasurlah anda membaktikan diri kepada patung buatan tangan saya! Namun bilamana engkau menolak, tanpa ragu-ragu lagi kamu bakal dilempari kedalam api yang sedang berkobar-kobar.
Lalu dewa manakah yang mampu menyelamatkanmu dari cengkeraman saya?" Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menanggapi, "Tiada gunanya bagi Kami untuk membalas pertanyaan Tuan mengenai hal ini."
Apabila Allah yang kita sembah berkenan memberi kebebasan kepada kita, pastinya Dia akan mengeluarkan kita dari api yang terbakar-bakaran tersebut serta dari genggamanmu, wahai Raja. Namun jika hal ini tak dapat dilakukan, mohon diketahui oleh tuankan, bahwasanya kami tidak akan menyembah dewa milik tuankan, juga tidak akan sujud pada patung emas yang telah tuankan bangunkan itu.”
Akhirnya meledak kemarahannya Nebukadnezar. Wajahnya mengalami perubahan saat menatap Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Kemudian ia memerintahkan agar api dalam tungku tersebut dipanaskan menjadi tujuh kali lipat lebih panas daripada biasanya.
Beberapa dari pasukannya yang paling berkuatan diberi tugas untuk menawan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, lalu melemparkannya ke dalam tungku api yang berkobar-kobar tersebut.
Namun, Raja Nebukadnezar kaget dan langsung bangkit dari duduknya. Ia berkata pada para pembantunya, "Bukankah kami melemparkan tiga pria yang dikaitkan tersebut ke dalam api?" Para menteri menjawab sang raja, "Ya, benar, ya Tuanku!" Lalu raja menambahkan, "Aku melihat justru ada lima orang berkeliling bebas di dalam kobaran nyala api itu."
Mereka tidak mengalami luka apa pun, dan yang keempat tersebut ternyata mirip dengan seorang putra dewa!" Lalu Nebukadnezar berucap, "Segala puji bagi Tuhan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego!"
Ia telah mengutus malaikat-Nya dan menghadirkan para hamba-Nya yang sudah beriman kepada-Nya namun melanggar perintah sang raja, orang-orang tersebut rela mengorbankan nyawa mereka dengan syarat tidak akan memuji atau menyembah tuhan lain selain Tuhan mereka sendiri."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Kidung Tanggapan Daniel 3:52.53.54.55.56
Puji bagi-Mu, ya Tuhan, Allah yang tinggi kami.
Sekalian puji dan hormat untuk-Nya di sepanjang segala zaman.
Suci namamu yang agung.
Kepada-Mulailah disampaikan puji dan syukur sepanjang zaman.
Terpujilah Engkau dalam syair-Mu yang suci dan terhormat.
Kepada-Mulailah disampaikan puji dan syukur sepanjang zaman.
I. Terpujilah Engkau yang berada di tahta kerajaan-Mu.
U. Bagi-Nyalah pujian untuk semua zaman sepanjang abadi.
Puji kepada-Mu yang mengarungi lautan lepas.
U. Bagi-Nyalah puji selama berabad-abad.
Suci engkau yang terhampar di ruang angkasa.
U. Bagi-Nyalah pujian sepanjang semua zaman.
Pengenalan Bait Injil PS 965
Terpujilah Yesus Sang Raja yang suci dan abadi.
Berbahagialah orang yang menaruh firman Allah di dalam hati yang saleh dan berbuah dengan penuh kesabaran.
Bacaan Injil Yohanes 8:31-42
Bila Anak telah melepaskanmu, maka kamu sungguh-sungguh bebas.
Suatu kali Yesus berbicara dengan orang-orang Yahudi yang percaya pada-Nya, "Apabila kalian tetap setia pada firman-Ku, niscaya kalian menjadi murid sejati-Ku, lalu kalian akan mengenal kebenaran tersebut, serta kebenaran itu sendiri akan memberikan kebebasan bagi kalian."
Beri tahu mereka, "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi budak bagi siapapun. Mengapa Anda bisa mengatakan 'Anda akan dibebaskan'?“ Yesus menjawab, "Saya katakan kepada kalian, semua orang yang melakukan dosa sebenarnya adalah budak dari dosa itu sendiri, dan seorang budak tidaklah boleh tinggal di rumah selamanya; hanya sang anak sajalah yang pantas untuk tinggal di dalamnya."
Namun jika Anak membuat kamu bebas, maka sungguh-sungguhlah kamu akan menjadi bebas. Saya mengerti bahwa kamu berasal dari garis keturunan Abraham, namun kamu mencoba untuk membunuh saya karena perkataan saya tidak diterima oleh kamu.
Yang kau lihat tentang Bapa, itu pula yang kukatakan; sebagaimana engkau melaksanakan perkara-perkaranya sendiri berdasarkan pengajaranmu dari bapamu." Mereka menanggapi Dia dengan mengatakan, "Bapa kita adalah Abraham." Yesus menjawab mereka, "Jika kamupun merupakan anak-anak Abraham, pastilah kamu akan melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang dilakukan Abraham."
Namun apa yang kau lakukan adalah mencoba untuk menewaskan Aku; Aku, orang yang memberitahu kebenaran kepadamu, yakni kebenaran yang kuketahui dari Allah! Perbuatan seperti itu bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh Abraham.
Mereka menjalankan urusan ayahmu." Mereka menimpali, "Kami bukanlah hasil hubungan bebas; Ayah kita hanyalah Tuhan." Terhadapnya, Yesus berkata, "Apabila Allah adalah ayah kalian, tentunya kalian mencintai aku, karena aku telah hadir dan bersumber dari-Nya. Bahwa aku ada di sini bukan oleh kemauanku sendiri, tetapi Dia-lah yang memerintahkan agar saya datang.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Raja Nebukadnezar, meski sepanjang hayat dan kekuasaannya bergantung pada kekerasan dan penindasan, akhirnya mengaku akan kemahaesaan kekuasaan Allah. Ini ia saksikan saat melihat bagaimana Ketiga pemuda, yaitu Sadrakh, Mesakh, dan Abednego disokong, ditolong, serta dilestarikan oleh Allah ketika diletakkan di dalam api yang membara. Walaupun tangan mereka ikut terkunci dan dibuang ke dalam nyala api tersebut, tampaklah bahwa mereka bergerilya dengan tenang di antara bara-baranya. Tanpa luka sedikitpun, mereka merayakan kemerdekaan mereka di tengah kobaran api ini dikarenakan perlindungan dari Tuhan.
Pada bagian ini disampaikan bahwa keyakinan kuat dan tekun ketigarama muda tersebut terhadap Allah menjadi bukti bahwa Dia melindungi mereka dari tekanan penguasa. Seperti halnya, Yesus juga menyatakan kepada para pengikutNya bahwa jika mereka tetap taat pada Firman-Nya, maka mereka sungguh-sungguh adalah murid-Melakukan demikian, mereka akan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran serta kebebasan yang diberikan oleh kebenaran tersebut. Ketiga remaja tersebut seolah merasakan betul arti kebenaran imannya dan secara bersama-sama mencicipi rasa kehidupan bebas. Kekerasan berkuasa sepenuhnya hancur dan tidak dapat lagi bertahan di depan orang-orang yang setia kepada Tuhan. Lihat ayat Alkitab : Dan. 3:14-20.24-25.28; Yoh. 8:31-42. (kgg)
Berita Lainnya di Google News
Anda telah membaca artikel dengan judul Refleksi Katolik: Kemerdekaan Hidup pada Rabu, 9 April 2025. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan